Osamu Dazai - Gagal Menjadi Manusia |
Halo! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas sebuah novel dengan judul Gagal Menjadi Manusia karya Osamu Dazai.
Novel ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1948. Dalam seri Bahasa Indonesia yang saya baca, novel ini terdiri dari 126 halaman. Novel ini ditulis dalam bentuk autobiografi.
Sesuai judul, buku ini memiliki nuansa depresi yang sangat kuat. Meski demikian, Osamu Dazai menulis ceritanya dengan sangat ringan dan penuh dengan komedi.
Tokoh utama dalam cerita ini mencoba melakukan bunuh diri. Kenyataannya, Osamu Dazai sendiri memang melakukan bunuh diri di dunia nyata.
Tokoh utama dalam novel ini selalu dihantui oleh ekspetasi masyarakat. Keterkungkungan tokoh utama itulah yang membebaninya.
Masyarakat melihat tokoh utama sebagai X. X adalah tokoh utama, maka tokoh utama harus bertingkah seperti X. Begitulah.
Tampak jelas ketika tokoh utama ditanya menginginkan hadiah apa oleh ayahnya. Sebetulnya, Ia tidak tahu apa yang diinginkannya. Sehingga, salah satu saudaranya mengatakan: "Beri dia buku". Ayahnya tampak kecewa. Maka, pada akhirnya Ia menyelinap dan mengubah catatan ayahnya. Menulis besar sekali bahwa Ia menginginkan topeng. Kasarnya, Ia menjadi badut untuk menyenangkan orang-orang.
Barangkali, apa yang dialami oleh Dazai pernah juga dialami oleh kita semua. Ketidakberdayaan manusia untuk menolak. Kenyataan bahwa kita disandera oleh label. "Kamu itu kan X, kenapa kamu bertingkah Y?" Begitulah.
Sepanjang jalan cerita dalam novel ini, tokoh utama terus-menerus menyibukkan diri dengan berbagai hal untuk menutup kekosongan pada dirinya. Mulai dari perempuan, alkohol sampai narkoba. Begitulah, di ujung hidupnya, Ia harus tinggal di rumah gubuk dengan nenek tua dan mati karena sakit.
Now I have neither happiness nor unhappiness. Everything passes.
Demikian review singkat kali ini, novel ini sangat menarik. Saya sarankan kalian membacanya.
0 Comments
Posting Komentar