Paulo Coelho

Halo! Kembali lagi di review novel, kali ini tenang salah satu novel karya Paulo Coelho, yaitu Sang Alkemis (The Alchemist). Saya membaca edisi Bahasa Indonesia dengan total halaman 220.

The secret of life, though, is to fall seven times and to get up eight times

Pernah mendengar kutipan tersebut? Iya, itu berasal dari novel ini. 

Bagi saya, novel ini juga sedikit banyak mengandung unsur surealisme, seperti pada novel-novel karya Haruki Murakami. Bedanya, tentu saja tidak ada referensi sex atau musik klasik.

Novel ini menjadikan proses sebagai topik utamanya. Sejak awal, apa yang dicari oleh tokoh utama sudah ada di dekatnya, benar-benar dekat. Namun, Ia harus melintasi benua yang berbeda untuk mendapatkan harta karun yang dicari-carinya.

Ketika harus menunggu, maka tunggulah. Ketika harus bergerak, bergeraklah. Ikuti petunjuk. Narasi seperti ini seringkali diulang-ulang pada novel ini.

Salah satu bagian yang menarik dari novel ini adalah ketika tokoh utama, dirampas hartanya oleh orang yang tidak dikenal, lantas Ia menjadi kebingungan di dunia yang tidak dikenalinya itu.

Pada akhirnya, Ia bekerja selama berbulan-bulan, mengumpulkan uang dan membesarkan bisnis tempat Ia bekerja.

Nah, bisa saja dengan uang yang sudah didapatnya, Ia kembali ke tempat asalnya, tetapi Ia tetap pergi ke Mesir untuk melihat piramida-piramida yang dicari-carinya.

Bukan perkara mudah, rintangan demi rintangan harus dilaluinya. Seperti berbicara dengan padang pasir atau berbicara dengan angin.

Novel ini penuh dengan optimisme, ada banyak yang bisa dikutip, saya ambil satu,

I don’t live in either my past or my future. I’m interested only in the present. If you can concentrate always on the present, you’ll be a happy man. Life will be a party for you, a grand festival, because life is the moment we’re living now.

Demikian review kali ini, semoga bermanfaat.