Haruki Murakami - Kronik Burung Pegas |
Halo! Lama sekali tidak menulis di blog ini. Hari ini, saya ingin membuat review tentang salah satu novel Haruki Murakami, yaitu Kronik Burung Pegas (The Wind-Up Bird Chronicle).
Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1994 dan memiliki 925 halaman. Ini adalah novel paling tebal yang pernah saya baca. Saking tebalnya novel ini, saya bingung harus menulis bagian yang mana terlebih dahulu.
Seperti kebanyakan karya Haruki Murakami, novel ini juga mengandung unsur-unsur surealisme yang kuat.
Tokoh utama dalam novel ini bernama Toru. Toru diminta oleh istrinya untuk mencari kucing mereka yang hilang, tetapi pada suatu hari, istrinya pun menghilang tanpa kabar. Dari sinilah, Ia bertemu dengan berbagai macam tokoh di dalam novel dan memulai petualangan surealismenya.
Novel ini mengangkat banyak sekali topik, salah satunya adalah kejahatan perang yang dilakukan oleh Jepang pada masa lalu, tepatnya di China. Informasi ini diberikan oleh seorang veteran yang selamat dan kembali ke Jepang.
Karena banyak sekali topik yang dibahas, saya akan fokuskan pada salah satu cerita yang menarik perhatian saya. Yaitu, tentang Toru yang masuk ke dalam sumur untuk menghapus bentuk fisik dan bertemu dengan istrinya (paling tidak itu yang saya tangkap).
Di dalam sumur yang gelap, lembab dan dalam, keterbatasan fisik menjadi tidak berarti. Tompel kebiruan yang ada di pipinya menjadi panas jika batas fisik ini mulai goyah dan perpindahan antar dimensi/ruang akhirnya terjadi.
Meski demikian, sampai akhir Toru tidak pernah bertemu dengan istrinya secara fisik (sengingat saya). Hubungan Toru dan istrinya hanya sebatas pesan saja. Cukup nelangsa memang. Di akhir cerita, kucing mereka kembali ke rumah dalam keadaan baik dan kemudian diberi nama yang baru.
Bagi saya, novel ini memberikan gambaran umum tentang seorang pria yang tidak tahu hidupnya mau diapakan. Ya, orang ini berhenti bekerja dan membiarkan istrinya membiayai kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu, Ia juga tidak ingat informasi-informasi tertentu tentang istrinya. Seperti, makanan yang tidak disukai.
Meski demikian, di sisi lain, Ia juga sangat gigih. Kegigihan ini membuat remaja perempuan yang menjadi tetangganya memutuskan untuk memulai hidupnya yang baru. Memang, Ia tidak bersekolah, tetapi pada akhirnya Ia memutuskan untuk bekerja, mencari uang. Itu terjadi karena melihat kegigihan Toru.
Toru adalah manusia pasif di dalam hidup, tetapi aktif dalam tujuan, begitulah menurut saya.
Ada banyak sekali kutipan menarik dari novel ini, saya ambil satu.
Maybe it's been like that for you till now. But you're not a kid anymore. You have the right to choose your own life. You can start again. If you want a cat, all you have to do is choose a life in which you can have a cat. It's simple. It's your right... right?
Demikian review kali ini, semoga bermanfaat.
0 Comments
Posting Komentar