Review Film Norwegian Wood (2010) Bahasa Indonesia


Halo semuanya! Kemarin, sekarang dan kedepannya aku ingin membuat review tentang buku dan film yang aku baca dan tonton.

Apakah kalian melihat gambar besar di atas? Sebenarnya aku melakukan sedikit proses editing dengan menggunakan Adobe Photoshop untuk mendapatkan ilustrasi yang menarik. Tentu saja, versi novel yang aku miliki adalah buku dengan gambar pohon berwarna hijau bercampur kuning di bagian sampulnya.

Mengenai novel Norwegian Wood, sebetulnya aku belum menyelesaikannya. Aku bahkan lupa sudah membaca sampai halaman berapa. Hal terakhir yang aku ingat adalah lelucon tentang teman sekamar Watanabe yang menggunakan gambar jembatan untuk masturbasi. Lelucon yang sangat menarik. Pantas saja Naoko tertawa.

Bailah, aku ingin menyampaikan bahwa aku hanya menonton film-nya saja dan belum menyelesaikan novelnya. Mari kita mulai.

Pertama, mengenai Watanabe yang pergi ke Tokyo untuk kuliah. Hal ini bukan tanpa alasan. Watanabe ingin menghilangkan segala macam ingatan mengenai teman masa kecilnya yang bunuh diri pada usia 17 tahun.

Teman masa kecilnya ini bernama Kizuki. Kizuki memiliki pacar bernama Naoko. Singkatnya, Naoko adalah teman dari temannya Watanabe. Tentu mereka tidak begitu akrab.

Watanabe - Naoko - Kizuki
 
Tentu kalian dapat menemukan Watanabe dengan mudah. Setelah kematian Kizuki. Setelah Watanabe tinggal di Tokyo. Pada suatu hari yang cerah, dia bertemu dengan Naoko.

Banyak perubahan yang terjadi pada Naoko. Bisa dilihat dari fisiknya dengan mudah. Di luar itu semua, kondisi mental Naoko lah yang terburuk.

Aku tidak ingin memberikan spoiler terlalu banyak, tetapi pertemuan mereka ini menghasilkan suatu kenangan yang kurang mengenakkan untuk Naoko.

Singkatnya ... mereka melakukan hubungan seksual. Apakah itu masalah? Untuk Naoko, ya. Kizuki dan Naoko sudah sangat akrab sejak lahir. Mereka dekat. Sangat dekat. Meski begitu, mereka tidak pernah sekalipun melakukan hubungan seksual. Kenapa?

Karena terlalu menyakitkan untuk Naoko. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Watanabe. Mudahnya, Naoko "menikmati" apa yang terjadi pada saat itu, meski Watanabe bukan pacarnya. Di sisi lain, Kizuki yang merupakan orang yang sanagat dia cintai tidak dapat memberikan sensasi yang sama. Tentu saja Naoko sangat sedih. Terlebih karena ditinggal bunuh diri oleh Kizuki.
 
Lama kelamaan kondisi mental Naoko semakin memburuk, pada akhirnya dia pergi ke suatu tempat yang jauh di pegunungan.
 
Watanabe mengunjungi Naoko
 
Di sisi lain, pada saat yang sama, Watanabe bertemu dengan Midori. Sangat berbeda dengan Naoko. Gadis ceria yang memiliki kondisi mental yang sangat baik.
 
Midori jatuh cinta pada Watanabe. Watanabe jatuh cinta pada Naoko. Naoko jatuh cinta pada Kizuki yang sudah bunuh diri.
 
Di sinilah permasalahannya. Naoko menganggap Watanabe sebagai support system-nya. Setelah ditinggal Kizuki, dia menjadi sangat fragile.

Di sisi lain, Watanabe menganggap Naoko sebagai tugas yang harus diembannya. Dia melihat Naoko sebagai makna dari hidupnya.

Apakah kalian melihat pattern-nya? Naoko menjadikan Watanabe sebagai support system-nya dan Watanabe menerimanya. Apapun yang diinginkan Naoko akan dipenuhi Watanabe. 

Watanabe mengejar Naoko
 
Dannnnnnnn ... Naoko bunuh diri. Tentu ini sangat mengejutkan Watanabe. Merusaknya dari dalam. Sekarang, apa yang harus dia lakukan? Orang yang berharga untuknya sudah tidak ada lagi.
 
Watanabe setelah mengetahui kematian Naoko
 
Midori. Bagaimana dengan Midori? Bukankah Midori mencintai Watanabe? Ya, memang. Jika kalian sudah membaca novelnya. Kalian pasti tahu bahwa cerita ini diceritakan secara flashback atau kilas balik.

Apakah Watanabe dan Midori pada akhirnya berpacaran dan menikah? Menurut ku tidak. Kenapa? Karena Midori tidak menjadi support system Watanabe.

Berbeda dengan Naoko, Watanabe mau melakukan apapun asalkan Naoko tetap hidup. Di sisi lain, Watanabe tidak menemukan support system ini dari Midori.

Berdasarkan cerita, Watanabe kembali ke Tokyo setelah sekain lama. Menurut ku di situlah cerita kilas balik terjadi. Tentang Kizuki, tentang Naoko, tentang Midori dan tentang semuanya. Adegan terakhir pada film tersebut merujuk pada keadaan di masa sekarang.

Setelah sekian lama, pada akhirnya Watanabe menghubungi Midori. Maka, terjadilah kebingungan diantara keduanya. Midori yang bingung tiba-tiba mendapat panggilan dari Watanabe dan Watanabe yang tidak jelas di mana "posisi"-nya saat ini. Apakah dia masih terjebak pada kenangan flashback tersebut ataukah dia siap dengan kondisi saat ini.


Percakapan Watanabe dan Midori
 
Wah, kurang lebih itulah review dan interpretasiku mengenai film ini. Jujur saja, aku menikmatinya. Akhir-akhir ini agak sulit untuk ku menikmati sebuah film. Terkadang aku merasa bosan dan tidak sabar untuk menekan tombol next.
 
Namun, film ini berhasil membuat ku bertahan dan menikmatinya sampai akhir. Jadi, tentu saja aku sangat merekomendasikan ini kepada kalian.
 
Sekian review film kali ini, semoga bermanfaat. Terima kasih.