Review Film Eternals (2021) Bahasa Indonesia
Eternals (2021) |
Halo semuanya! Apakah kalian sudah menonton film Eternals? Film ini dirilis pada tahun 2021. Karakter yang ada pada film ini adalah Ikaris, Kingo, Makkari, Phastos, Ajak, Sprite, Gilgamesh, Thena, Druig dan Sersi. Selain itu, masih terdapat karakter-karakter sampingan lainnya yang berkontribusi pada cerita ini.
Baik, apakah film ini layak untuk ditonton? Menurut saya, iya. Kenapa? Karena film ini sangat menarik dan tidak membosankan, meskipun durasinya mencapai 3 jam. Minimal, itu yang saya rasakan.
Secara garis besar, film ini bercerita tentang sekelompok mahluk bernama Eternals yang diberikan perintah oleh Arishem. Perintah macam apa? Perintah untuk mengembangkan jumlah manusia di bumi dengan tujuan akhir terciptanya Celestial. Celestial ini pada akhirnya akan menghancurkan planet dan menciptakan kehidupan-kehidupan baru lainnya.
Setiap kali Celestial menghancurkan planet, memori dari Eternals akan dihapus. Sehingga, mereka tidak pernah mengingat kejadian-kejadian sebelumnya.
Cerita Eternals ini sebetulnya menjelaskan tentang ekosistem. Jika kalian memeperhatikan ekosistem, semua terjadi seperti lingkaran. Semuanya berputar dan siklus itu akan terjadi berulang-ulang. Mahluk hidup akan dilahirkan, kemudian bertarung dan mengkonsumsi mahluk lainnya, pada akhirnya mahluk tersebut mencapai masa tuanya, lalu mati dan kembali pada alam.
Nah, pada dasarnya, cerita Eternals pun sama. Ini hanyalah masalah siklus. Itulah kenapa Ikaris tidak terlalu mempermasalahkan apa yang akan terjadi pada bumi.
Do not become attached to this planet - Arishem
Pada dasarnya mereka semua hanyalah pion-pion Arishem. Mereka harus menjalankan perintah Arishem dengan taat dan tidak boleh membantah.
Di situlah permasalahannya. Banyak di antara Eternals yang mencintai bumi. Meskipun, banyak juga di antara mereka yang sudah kehilangan harapan dengan manusia karena saling membunuh dan menghancurkan satu sama lain.
Mereka punya dua pilihan: hancurkan bumi dan ciptakan kehidupan baru atau biarkan bumi tetap ada dan kehidupan baru tidak akan tercipta. Mana yang lebih baik?
Ya, begitulah. Ini hanyalah masalah siklus. Kehidupan baru datang, kemudian kematian terjadi. Lantas, tidak lama kemudian, kehidupan baru lainnya kembali meuncul. Begitulah selamanaya.
Menurut pandangan saya, membatalkan penghancuran bumi adalah bukti ego sektoral manusia. Itu adalah bentuk egoisme yang sejati. Itu artinya ada jutaan bahkan miliaran mahluk yang seharusnya bisa hidup, tetapi kemudian tidak jadi mendapatkan kesempatan terebut karena Eternals membatalkan kehancuran.
Jika terlalu sulit untuk membayangkannya, ini sama saja seperti kondom. Iya, betul sekali. Kondom adalah alat yang sengaja diciptakan untuk membatalkan kehidupan. Dua mahluk yang melakukan hubungan seksual tidak menginginkan kehidupan baru, maka dari pada itu mereka menggunakan kondom. Sehingga, kehidupan baru tidak akan pernah tercipta. Bedanya, Eternals merampas kesempatan hidup miliaran mahluk dan planet.
Secara garis besar, saya setuju dengan Ikaris. Memang, Eternals yang lain menganggap ini bukanlah hal yang natural karena prosesnya melibatkan kekerasan dan bencana. Namun demikian, jika kita melihat dunia nyata, bumi kita ini, kematian dan pembunuhan terjadi berkali-kali setiap harinya.
Agar manusia bisa bertahan hidup, berapa banyak hewan ternak yang sengaja "dilahirkan" agar bisa memenuhi kebutuhan manusia. Tumbuh-bumbuhan yang sengaja dicabut dari akarnya agar manusia bisa bertahan. Sejatinya, begitulah siklus.
Jika kita memandang kehidupan sebagaimana adanya, memang itu terlihat kejam. Itulah kenapa manusia berpijak kepada moral. Masalahnya, moral adalah social construct. Moral tidak pernah ada, sebagaimana konsep waktu dan konsep-konsep lain yang sengaja diciptakan manusia.
Film Eternals ini mengajak penontonnya untuk berpikir. Menurut kalian, mana yang lebih baik? Biarkan bumi apa adanya dan kehidupan baru tidak akan pernah ada atau hancurkan bumi dan ciptakan kehidupan baru? Singkatnya, ikuti siklus atau hentikan siklus? Apa pilihan kalian?
Sekian review film kali ini, terima kasih.
0 Comments
Posting Komentar